Jumat, 23 November 2012

Satu tahun ini tanpamu..

dan genap setahun sudah kita tak lagi bersama. Kau tak ada lagi di kursi mu, menyapa ku setiap aku pulang terlampau malam. Tak ada lagi senyum hangat yang biasa ku setiap pagi ke tempat kerja. Atau tak ada lagi dering telpon yang menanyakan apakah aku ingin di jemput atau tidak. Menawarkan masakanmu, atau meminta uangku sedikit untuk kebutuhan mu.

Banyak hal yang tidak kau tahu, sejak kau pergi meninggalkan kami. Banyak cerita yang hendak aku ceritakan, jika saja kau masih duduk di beranda rumah setiap sore bersama ku lagi. Sekedar menikmati kopi atau gorengan, tentu kita akan saling bertukar cerita. Apapun itu, dari sekedar bertukar pikiran atau sampai saling mengejek.

Banyak jalanan yang sudah diperbaiki yang dimana biasa kau lewati setiap hari dan tentunya sudah lebih enak untuk dilewati kini. Atau atap rumah yang sudah tak bocor lagi ketika hujan turun, sehingga kau tak perlu repot pergi ke loteng setiap hujan turun dengan deras. Dan bahkan beberapa tanaman mu yang sudah mulai muncul kuncup bermekaran. Ah, masih banyak sekali hal-hal kecil yang ingin aku sampaikan padamu. Dengan sejuta rindu yang bergumul di dalam dada.

Ya, meski aku tak pernah menyampaikan rasa itu. Tak pernah aku ungkapkan bahkan hingga akhir kau menutup mata. Karena aku lebih memilih untuk menyimpan semua rasa itu di dalam hati. Sama seperti mu. Kau selalu berusaha menutupi apapun yang kau rasakan, susah senang, sakit dan bahagia selalu kau miliki sendiri. Dan kini aku baru menyadari, banyak sifat diriku yang begitu mencontoh dari dirimu.

Tapi, pada kenyataan nya Tuhan ternyata lebih sayang kamu. Tuhan menginginkan engkau untuk lebih dulu kembali ke rumah Nya. Kembali dalam kedamaian yang tak akan pernah berakhir. Aku tahu itu. Tak ada lagi khawatir atau rasa sedih lagi yang akan engkau rasakan disana. Dan, aku sangat percaya itu.

Walau banyak penyesalan yang lebih aku rasakan kini, aku tau itu takkan pernah terhapus begitu saja dengan apapun. Dan, hei kau tahu tidak? Bahkan hingga kini, detik saat aku menulis ini, aku selalu berusaha menahan air mata ini jatuh. Bukan karena aku sok kuat, atau aku tak ingin terlihat cengeng. Bukan karena itu. Aku hanya ingin menjadi perempuan yang hebat. Yang bisa menularkan senyum keikhlasan kepada mereka yang ditinggalkan. Mengenai diriku yang rapuh, cukup aku yang menikmati nya. Atau kini denganmu, yang selalu menjagaku dari surga sana? ;)

Maafkan aku. Mungkin cuma kata-kata ini yang bisa membuat kehidupanku jauh lebih tenang setelah kepergianmu. Maaf untuk semua luka yang tercipta, untuk semua rasa sayang yang tak pernah tersampaikan. Maaf untuk semua harapanmu yang belum sempat aku wujudkan, untuk semua dusta yang telah aku lakukan. Maaf untuk semua pengingkaranku terhadap dirimu.

Terimakasih sudah mengajari aku banyak hal dari kehidupanmu. Untuk kemauan keras mu yang aku benci sejak dulu, namun kini aku mengerti mengapa kau seperti itu. Bukan tak lain adalah membentuk karakterku agar aku bisa survive dimanapun dan kapanpun. Untuk sifat gigih mu yang tak pernah terkalahkan. Juga untuk kebaikan dan ketulusanmu yang justru aku sadari ketika kau sudah tiada. Terimakasih untuk apapun itu.

Bapak, hiduplah selalu dalam kedamaian. Karena engkau selalu ada di hatiku, dan engkau adalah lelaki terhebat yang aku telah miliki. Terlambat memang aku menyadari ini semua, tapi rasa itu tak akan pernah hilang. Terimakasih sudah menjadi yang terbaik dalam kehidupanku, aku bersyukur untuk ini semua. Bapak, jagalah aku dari atas surga sana. Sampai kita bertemu lagi nanti, di kehidupan yang telah kau nikmati sekarang ini. Peluk dan gandenglah aku, ketika waktu ku nanti sudah tiba..

I love you, Bapak and always will..

in loving memory of,
Alfonsus Rodrigues Bonifasius Daniel Kusnanto
22.11.2011 – 22.11.2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar