Buat semua teman-teman, saudara dan kerabat yang belum mengetahui bagaimana kronologis Bapak (Alfonsus Rodrigues Daniel Kusnanto) kembali ke hadapan Tuhan, silahkan dibaca postingan ini. Saya sudah tidak suka mendengar pendapat anda masing-masing mengenai keadaan ini. Mohon dibaca, dan jangan bikin persepsi sendiri..
09 Oktober 2011
Bapak, dan kami sekeluarga masih sempat pergi ke puncak. Mengikuti acara lingkungan, untuk ziarek. Kami pergi ke Bukit Kehidupan, sebuah tempat doa yg berada di Ngadog-Puncak. Namun, ia terlihat kurang bersemangat.
akhir Oktober,
Bapak mulai mengeluh tidak enak badan. Sudah kami sarankan cek ke dokter. tapi dia diam saja.
27 Oktober 2011
Setelah Bapak cek ke dokter terdekat, ia disarankan untuk cek darah ke-lab. Untuk memastikan hasil saja, krn diagnosa awal beliau sakit thypus.
Kami lalu berangkat ke lab terdekat untuk cek darah, Bapak terlihat masih segar, krn dia bisa mondar-mandir sendiri darilantai satu ke lantai dua. Bahkan Bapak msh sempat makan Pisang Coklat yang aku beli. Pulangnya pun dia masih minta beliin bubur ayam. Hasil menunjukkan keadaan darah Bapak normal.
06 November 2011
Keluarga dari Cimanggis dan teman-teman lingkungan Bapak datang kerumah. Tapi Bapak tidak mau menemui, bukan tidak mau sih sebenernya. Dia hanya tidak mau dikasihani oleh orang lain yang melihat keadaannya. Bahkan sejak ia sakit, ia sudah melarang istri dan anak-anak nya untuk memberitahu semua adik dan saudara nya jika beliau sakit.
07 November 2011, siang jam 13.00
Bapak dibawa oleh teman-teman nya dr Lingkungan, ke rumah sakit Veteran Bintaro. Ia langsung masuk UGD, dan ternyata diharuskan untuk opname. Dan bapak langsung diambil darah untuk diperiksa lebih lanjut.
08 November 2011
Bapak masih bisa ceria, karna hari ini Tiara berulangtahun. Ia masih bisa bercanda, dan mengajak kami ngobrol. Bahkan ia selalu marah jika kami masih ada di rumah sakit, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
09 November 2011
Hasil lab keluar. Bapak dinyatakan sakit Hepatitis, Liver, Asam lambung yang terlalu tinggi dan Pembengkakan empedu. Ibu dan Tiara cuma bisa nangis, kalo aku? cuma bisa diem. Apalagi yang bisa dilakukan, kalo ga nge-support Bapak. Karena yang Bapak butuhin saat ini cuma kami, keluarganya.
10-12 November 2011
Bapak lebih sering bengong, disuruh makan juga susah nya setengah mati. Kalau ibu lagi keluar atau pulang gantian jaga, mesti selalu nyariin, dan nyuruh balik cepetan. i know he always love her forever, in sickness and in health, till death do them part.
13 November 2011
Hari ini, semua adik Bapak dari manapun datang ke rumah sakit. Kecuali satu adik perempuannya yang memang sengaja tidak diberitahu. Suasana haru sektika hadir di ruangan itu, apalagi saat doa bersama kami latunkan untuk kesembuhan beliau.
14 November 2011
Bapak minta pulang kerumah, ia merasa tidak betah berada di rumah sakit. Dia cm bilang, mau pulang, mau jalan-jalan. Berkali-kali dia nanya ke ibu, kapan aku jemput dia. Karna aku jemput ia setelah jam pulang kerja. Dan kami pun kembali ke rumah, sekalipun keadaan Bapak blm fit. Dengan perjanjian harus kembali check up ke rumah sakit nanti tanggal 19 November 2011.
15 - 20 November 2011
Sejak Bapak di rumah keadaannya benar-benar drop. ia hanya lebih sering berbaring di kamar, dan sesekali keluar utk kamar mandi, atau menghirup udara segar. Bahkan untuk ngobrol pun Bapak sedikit sekali bersuara. Bergantian kami menjaga Bapak di kamar. Bapak sesekali juga masih mau menemani tamu-tamu yang datang menjenguk sekalipun kondisi nya sangat lemah. Namun, di jadwal yang seharusnya Bapak kembali check-up pun dia tidak mau kembali ke rumah sakit. Entah apa yang ada di pikirannya, sampai kehausan krn membujuk dia pun, dia tidak akan bergerak. Keadaan Bapak benar-benar turun banget.
21 November 2011
Bapak selalu diam, sekalipun aku nanya sebelah mana yang sakit, atau bagian mana yang sakit. Dan di malam ini, dia berusaha memanggil aku, sekalipun cm nama ku yang disebut, kalimat berikutnya tidak bisa terucap dari mulut nya. Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tapi suara itu tidak ada. Aku hanya bisa mengelus punggung nya, dan pergi keluar. Bukan karena menghindarinya, tapi karena aku tidak mau menangis di hadapannya.
22 November 2011
Hari yang tidak akan aku pernah lupakan seumur hidup. Hari dimaana aku tau, apa arti menghargai setiap detik kehidupan ku. Pagi ketika aku masih di kantor, ibu telpon sambil nangis-nangis. Dia bilang aku harus segera pulang, karena badan Bapak sudah mulai dingin semua. Aku segera pulang, kebetulan Tessar sudah libur kerja, jadi dia memang berada dirumah. Dan ketika aku sudah dirumah, aku melihat Bapak di kamar, dikelilingi Ibu, Tessar dan Emak (nenek). Aku langsung ke sisi Bapak, mengenggam tangannya. Ya Tuhan, dingin sekali. Aku cm bisa membisikkan doa mukjizat, yang berisi doa tentang pengampunan untuk memaafkan siapun yang membenci kita. Tanpa terasa air mata ku mengalir, sedih sekali rasanya. Aku hapus cepat-cepat air mata itu, sebab aku lihat air mata juga mengalir dari kedua sudut mata Bapak. Aku keluar kamar dengan maksud aku melapangkan dada, mencari udara supaya aku bisa lebih tegar. Hingga waktunya tiba, kami menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ketika Bapak berjuang dalam sakratul maut, dan hingga nafas terakhir nya dia hembuskan. Sakit sekali rasanya, ketika melihat orang yang kita cintai ada di dalam masa penyakitannya. Tapi aku tahu, Tuhan lebih sayang sama Bapak. Karena akhirnya Tuhan memilihkan tempat yang lebih baik untuknya disana.
Selamat Jalan Bapak, Selamat beristirahat dalam kedamaian dan kekekalan abadi.
Sampai jumpa kembali di kehidupan kita yang baru nanti.
Peluk cium selalu dari aku, Tiara, Tessar dan Ibu.
in memoriam..
Alfonsus Rodrigues Daniel Kusnanto
04 Maret 1944 - 22 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar