Kamis, 18 Agustus 2011

My Dear, papah..

Papah,
Mungkin segala kata tak akan pernah bisa menghapus semua rasa bersalah yang aku rasakan hingga saat ini..
Mungkin segala sikap dan penyesalan ku pun tak akan pernah berujung dengan perjumpaan kita kembali untuk tawa dan canda seperti saat itu..

Papah,
Maafkan aku, yang mungkin pernah mengabaikanmu karena ego dan ketakutan yang ada di dalam diri ini..
Waktu dan jarak yang memisahkan kita,
Membuat segala perhatian yang telah tercipta antara kita terkikis begitu saja olehku..

Bukan, bukan aku tak mau mengunjungimu saat itu di rumah barumu.
Bukan itu, sungguh..
Pertentangan yang begitu kuat tercipta antara aku dan dia membuatku benar-benar hampir melupakan untuk mengunjungi mu.
Maafkan aku, pah..

Papah,
Aku juga tak pernah menginginkan kita akan benar-benar bertemu dalam satu suasana yang begitu dingin..
Aku tak pernah membayangkan akan mengenggam jemarimu, mengenang cerita antara kita berdua, dan bahkan menangis untuk segala nya yang telah terjadi di sisimu saat engkau terbaring kaku disana, di dalam peti itu..
Aku benar-benar tak mengerti mengapa kita bertemu kembali dalam keadaan seperti itu.

Papah,
Setahun sudah kepergian mu saat ini..
Aku yakin Tuhan Yesus telah membebaskan engkau dari segala penderitaan dan beban duniawi yang engkau rasakan.
Dan kini engkau tentu bahagia karna bisa kembali bersama Mamah disana..

Pah,
Aku mencintai mu,
Sama seperti aku mencintai ayahku sendiri..

17082010-17082011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar